Semoga saja di pertengahan bulan kedua tahun 2015 ini belum terlalu basi ya, untuk saya bercerita tentang tahun 2014 kemarin?
Sejujurnya agak bingung sih, how to put 2014 into words, since di 2014 kemarin rasanya saya terlalu banyak merasakan jenis-jenis emosi yang sulit dijelaskan, yang no matter what words you put into it, it just doesn’t seem quite right.
Yah, pada 2014 kemarin saya merasa terlalu banyak hal yang berubah, yang saya sendiri juga tidak tahu apa yang sebenarnya berubah. Apakah saya yang berubah, sehingga lingkungan sekitar menjadi unpleasant di mata saya? Atau lingkungan sekitar yang berubah, dan saya belum bisa menerima perubahan itu? Entah sudut pandang mana yang harus saya ambil. But I guess it’s human nature to put theirselves on the innocent side once in a while, so let me use that rule on this story.
Wait, this is not the end! Read the rest here →