Uncategorized

My modern way of letting you go

Hi there, it’s been a while.

Funny that as I’m getting older I only came back to this site when I’m feeling blue and need to vent, but as the podcast that I’ve been listening to said, it’s healthy to do journaling to heal from the traumatic event. So I guess I’ll use this as a chance to write a letter to you, because obviously I can’t -well, shouldn’t- write to you directly, for both of our sake.

Continue reading
Standard
Uncategorized

Sebelum Tenggelam Bersama Semester 5

Sebenarnya tulisan malam ini disponsori kegabutan malam hari saya, berawal dari ngepoin akun-akun media sosial strangers, sampai berujung pada blog teman-teman satu angkatan.

Kok mereka pada hobi ngeshare tugas-tugas kuliah ya?, begitulah pikir saya.

Sedangkan saya sejauh ini belum pernah mengunggah apapun terkait hal-hal perkuliahan, selain cerita-cerita sangat singkat yang terselip di rangkaian review akhir tahun saya. Sebenarnya sebelum memulai dunia perkuliahan arsitektur juga saya berpikir blog ini kelak akan dipenuhi oleh tugas-tugas berbau arsitektur milik saya, yang bakal muncul di google kalau ada yang mengetik keyword arsitektur, ya bakal naik deh strata sosial blog ini, dari sekedar curhatan gak jelas jadi sarana edukasi bermutu. Yah, maba yang baru diterima SBMPTN kala itu boleh kan bermimpi seperti itu?

Wait, this is not the end! Read the rest here →

Standard
Gak begitu random

2014

Semoga saja di pertengahan bulan kedua tahun 2015 ini belum terlalu basi ya, untuk saya bercerita tentang tahun 2014 kemarin?

Sejujurnya agak bingung sih, how to put 2014 into words, since di 2014 kemarin rasanya saya terlalu banyak merasakan jenis-jenis emosi yang sulit dijelaskan, yang no matter what words you put into it, it just doesn’t seem quite right.

Yah, pada 2014 kemarin saya merasa terlalu banyak hal yang berubah, yang saya sendiri juga tidak tahu apa yang sebenarnya berubah. Apakah saya yang berubah, sehingga lingkungan sekitar menjadi unpleasant di mata saya? Atau lingkungan sekitar yang berubah, dan saya belum bisa menerima perubahan itu? Entah sudut pandang mana yang harus saya ambil. But I guess it’s human nature to put theirselves on the innocent side once in a while, so let me use that rule on this story.

Wait, this is not the end! Read the rest here →

Standard